Malam Lailatul Qadar. Bertepatan Dengan Kegiatan Latihan PSHT Ranting Ngoro ?.


Sulit untuk mengetahui secara spesifik kapan malam lailatul qadar. 
 Lailatul qadar diartikan sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Lailatul qadar dijumpai setiap bulan Ramadan, tepatnya pada 10 malam terakhir.. Adapun pernyataan 10 malam terakhir didasarkan dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah RA, Rasulullah bersabda:"Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan," (HR Bukhari & Muslim).

Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

1. Malam Turunnya Al-Qur'an

Malam lailatul qadar bertepatan dengan momentum diturunkannya Al-Qur'an. Dalil mengenai hal ini tersemat dalam surat Al Qadr ayat 1-3.

Allah SWT berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Arti: 1. "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan"

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

Arti: 2. "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Arti: 3. "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."


2. Turunnya Para Malaikat

Keistimewaan lainnya pada malam lailatul qadar ialah turunnya para malaikat. Ini dijelaskan dalam surat Al Qadar ayat 4, berikut bunyinya:

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ


Artinya: "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan,"

3. Hanya Milik Umat Nabi Muhammad SAW

Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam lailatul qadar hanya berlaku bagi para umat Nabi Muhammad SAW. Umat-umat dari nabi terdahulu tidak mendapatkan hal tersebut.
Ini sesuai dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa:

"Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan," (HR Malik).

4. Malam Pencatatan Takdir Tahunan

Malam lailatul qadar juga menjadi malam pencatatan takdir tahunan. Allah SWT berfirman dalam surat Ad Dukhan,

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS. Ad Dukhan: 4).

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ia menjelaskan bahwa pada lailatul qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, termasuk ajal dan rezeki. Selain itu, akan dicatat juga segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian menurut riwayat yang berasal dari Ibnu 'Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak, dan ulama salaf lainnya.

Untuk memahami maksud dari pernyataan tersebut dapat melihat pada apa yang disampaikan Imam Nawawi dalam Syarah Muslim. Dia menyebutkan, catatan takdir tahunan tersebut didahului oleh ilmu dan penulisan Allah.

Takdir tersebut kemudian akan diperlihatkan kepada para malaikat dan ia mengetahui apa yang akan terjadi, lalu para malaikat tersebut menjalankan tugas yang diperintahkan untuk mereka.

5. Diampuni Dosa-dosa Terdahulu

Malam lailatul qadar sering disebut sebagai malam pengampunan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa orang yang beribadah menyambut datangnya malam lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang," (HR Ahmad dan Thabrani).

6. Lebih Baik dari Seribu Bulan

Maksud lebih baik dari seribu bulan tersemat pada surat Al Qadr ayat ke-3,. Latho-if Al Ma'arif menafsirkan, "Amalan di lailatul wadar lebih baik dari amalan di seribu bulan,"

Adapun, maksud dari lebih baik dari seribu bulan adalah salat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari salat dan puasa di seribu bulan yang tidak terdapat lailatul qadar

Ahli tafsir, Prof Quraish Shihab dalam bukunya (Membumikan Al-Qur’an, 1999) menjelaskan bahwa semua uraian Al-Qur’an yang dimulai dengan wama adraka menunjukkan bahwa sesuatu itu tidak terjangkau atau hampir tidak terjangkau oleh nalar manusia. 

Di dalam Qur’an Surat Al-Qadr ayat 2 dijelaskan, wama adraka ma lailatul qadar (dan tahukah kamu malam lailatul qadar itu?). Wahyu Allah SWT tersebut ingin menegaskan bahwa betapa mulianya malam lailatul qadar. 

Meski tak dapat diprediksi umat muslim dapat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan malam lailatul qadar. Caranya dengan mempersiapkan sejak awal Ramadan datang dengan memperbaiki ibadah. Berikut dua cara mempersiapkan diri untuk mendapatkan malam lailatul qadar. 

Pertama, melakukan kebaikan karena pada malam lailatul qadar Malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja. Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik secara kontinu dan tidak menunda-nunda untuk membantu sesama. 

Kedua, di malam lailatul qadar ada kedamaian sampai fajar (QS Al-Qadr: 5). Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Termasuk tidak mengambil hak orang lain demi mewujudkan kesejahteraan. 


Semoga para pelatih dan siswa mendapatkan pahala berlipat akan kegiatan tolabul ilmi dalam menjalankan kegiatan latihan di rayon dan di ranting. Meskipun malam lailatul qadar identik bisa didapat bagi umat muslim yang sedang ber i'tikaf di masjid maka semoga Allah dengan Rahmat yang tak terbatas mengizinkan para pelatih dan siswa yang sedang melakasanakan latihan pencak silat PSHT juga mendapatkan kebaikan malam itu. 


Post a Comment for "Malam Lailatul Qadar. Bertepatan Dengan Kegiatan Latihan PSHT Ranting Ngoro ?."