Fungsi bela diri pencak silat kini menjadi hobi pilihan masyarakat yang terjangkau. Bagaimana tidak, pencak silat akan terus berkembang peminatnya seiring dengan perkembangan waktu. Ini dibuktikan dengan bertambahnya peminat dan anggota yang dapat kita temukan di seluruh media sosial yang dekat dengan kita. Program yang ditawarkan telah memberikan gambaran perencanaan calon anggota tentang kemana arah latihan pencak silat yang dipelajari. Pada tahun 2023 ini pencak silat telah menjadi olahraga yang dikompetisikan di tingkat Sekolah Dasar atau sederajat hingga untuk umum.
Relief pencak silat di candi Borobudur
Sebelum tahun milenial saat ini , pencak silat adalah alat atau dalam istilah Jawa sikep seseorang dalam melihat sebuah fenomena dari dalam diri dan lingkungannya di sekitar lalu bagaimana penyelarasannya ataupun bagaimana penyelesaiannya sehingga diperoleh sebuah hikmah bagi para pelaku. Dapat diartikan bahwa dulunya pencak silat merupakan alat untuk penyelarasan diri dengan alam, yakni dapat menggunakan pola tirakat tertentu. Tirakat disini didefinisikan sebagai langkah spiritual yang tidak hanya dilakukan dengan berpuasa, namun dengan aktivitas-aktivitas yang dapat menggerakkan batin selaras dengan pikiran, sehingga nantinya tujuan dari tirakat itu dapat berguna bagi pengguna. Sebagai contoh yang dekat dengan masyarakat adalah sebuah cerita yang ditampilkan di televisi dengan judul Angling Darma, Jaka Tarub, Wirosableng, dari beberapa contoh itu dapat diketahui mengenai pencak silat pada eranya dimana terdapat tirakat yang harus dikerjakan.
Dahulu, pengguna pencak silat adalah orang yang benar-benar Istiqomah dalam melatih dirinya dari tingkat ke tingkatan sehingga seseorang dapat dikatakan ampuh dalam istilah Jawa, atau orang yang memiliki pancaran kesatria dengan aliran masing-masing. Dalam kisah Jawa pencak silat dapat digambarkan seperti itu.
Seiring perkembangan zaman pencak silat menemukan fenomena- fenomena baru, dimana aliran-aliran pencak silat mulai berkembang dengan cara berbenah masing-masing. Kini pencak silat menjadi sebuah muatan lokal bagi para pengguna yakni sebagai ilmu pengetahuan tambahan di sekolah-sekolah dimana perlunya pendalaman, lalu pencak silat sebagai formalitas dimana pengguna memerlukan gelar anggota suatu pencak silat saja tanpa memahami karakter dari ajarannya sehingga munculah ketidak percayaan diri terhadap keilmuan yang didapat dan kualitas diri dalam berkumpul di sebuah pencak silat muncul keraguan. Dan pencak silat sebagai alat untuk melatih diri dalam mencari jati diri dimana pengguna benar-benar berlatih dari tahapan ke tahapan hingga sebuah titik tertentu dalam rangka memahami diri dengan lingkungan secara baik serta menyalurkan dengan penuh rasa tanggung jawab tanpa keraguan. Yang artinya bahwa para pelaku pencak silat memiliki tujuannya masing-masing, namun dapat diketahui seperti tiga kriteria tadi. Tak jarang ditemukan perkelahian antar perguruan dimana salah satu pemicu adalah kurangnya pengertian mengenai fungsi Budi luhur dalam setiap pendekar. Namun itu terjadi karena faktor yang perlu diteliti lebih lanjut. Karena pada umumnya pencak silat mengajarkan nilai-nilai moral kemanusiaan. Dalam artikel ilmiah terkait ditemukan penjelasan konflik yang terjadi ilalah karena sentimen terhadap suatu perguruan atau konflik yang tidak segera ditanggulangi sehingga menjadi berkembang. Perlu dipahami bahwa konflik dalam pencak silat dulu dan kini memiliki fenomena yang berbeda, fenomena sejarah dahulu yang memiliki kisah dalam perluasan wilayah, dan kini lebih kepada konflik yang kompleks.
Bagi pendekar konflik yang terjadi adalah fenomena wajar, namun perlawanan yang terjadi apabila diarahkan kepada orang yang tidak berkepentingan dapat dipastikan salah sasaran. Sehingga serangan yang tanpa arah dapat menyakiti orang lain.
Post a Comment for "MENGINTIP SUASANA PENCAK SILAT DULU DAN KINI "