Tolak Balak. PSHT Ranting Ngoro Lakukan Dengan Ini. 1 Suro 2024

Tolak Balak. PSHT Ranting Ngoro Lakukan Dengan Ini. 1 September 2024

Panitia Peringatan 1 Suro PSHT Ranting Ngoro

Diunggah pada tanggal 12 Juli 2024.

PSHT Ranting Ngoro--  Awal bulan Muharram tahun ini yang jatuh pada tanggal 7 Juli 2024 memiliki berbagai makna bagi yang memperingati dan merayakannya, tradisi Muharam yang terjadi di Jawa sering disebut dengan Bulan Suro. Pada bulan ini masyarakat dapat memperingati dengan berbagai macam tirakat atau proses mendekatkan diri kepada Sang Pencipta untuk mendapatkan keberkahan hidup selama setahun terakhir dan satu pengetahuan yang akan datang.

Dalam tradisi Islam,  1 Muharram merupakan hari pertama dalam kalender Islam. Tanggal tersebut juga menandai pergantian tahun Islam baru. Untuk mengisi kegiatan Muharam seorang Muslim dianjurkan atau disunnahkan berpuasa.  Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ�, قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ�, وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Selain itu, menjalankan puasa di bulan ini termasuk berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau asyhurul hurum.

Khusus puasa hari Asyura, yaitu pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Hal ini berdasarkan hadis:

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، Firman: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'.” (HR Muslim).

Sedangkan puasa Tasu'a pada tanggal 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Hal ini sebagaimana hadis:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya'.” (HR Ahmad).

Dalam tradisi Jawa ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk memperingati bulan Muharram atau masyarakat menyebutnya bulan Suro. Dilansir dari detik.com  Tradisi yang dimaksud adalah Tapa Bisu merupakan ritual keliling benteng keraton. Ritual ini disebut tapa bisu karena dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 Km. Ritual ini dipraktikkan oleh paguyuban abdi dalem keprajan keraton Yogyakarta.

Ritual dimulai dari halaman Keben ini melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta yaitu Jl Rotowijayan, kemudian Jl Kauman, berlanjut ke Jl Agus Salim, Jl Wahid Hasyim, terus melewati pojok beteng barat, kemudian Jl MT Haryono, Pojok Beteng Timur, Jl Brigjen Katamso, Jl Ibu Ruswo dan berakhir di alun-alun utara.

Selain berkelompok dari para abdi dalem, ritual topo bisu juga dilakukan warga secara sendiri-sendiri atau berkelompok.

Terdapat tradisi yang ada di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam memperingati bulan Muharam yaitu dengan berbagai hal ritual atau peribadatan yang sudah menjadi amanah turun temurun, diantaranya adalah proses mendekatkan diri kepada Tuhan YME sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing, berpuasa, langkah gelang, pengesahan anggota baru. 
PSHT Ranting Ngoro Istighosah peringatan 1 suro 2024

Bulan Muharam oleh anggota PSHT yang disebut dengan bulan Syuran atau Suro ini dimaksudkan juga sebagai mengingat pendiri Setia Hati (SH) beliau adalah Ki Ageng Surodiwiryo. Perlu pembahasan sejarah yang panjang, namun dalam berita singkat ini akan memberikan gambaran khusus mengenai salah satu tradisi yang ada di PSHT.

Salah satu tradisi dalam PSHT adalah langkah gelang. Langkah Gelang atau bisa disebut dengan Tapa Bisu, atau juga disebut dengan Ngangklang, tradisi ini juga diilhami dari tradisi keraton Yogyakarta dalam memperingati bulan Suro. 

Proses langkah gelang ini diadakan pada bulan Suro saja, biasanya diawali pada malam pertama bulan Suro, bisa dilakukan secara bersama-sama atau sendirian pada malam hari, dengan berjalan kaki yang dipimpin oleh sesepuh atau ketua PSHT di suatu tempat, perjalanan dilakukan sejauh rute yang telah ditentukan sebelumnya. Perjalanan tersebut tidak boleh mengucapkan sepatah kata pun dan harus menghadap ke depan tanpa menoleh kiri ke kanan secara berlebihan, peserta berjalan dengan mengucap doa-doa dalam hati sesuai keyakinannya.   masing-masing peserta. Tujuan dari langkah gelang ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dengan harapan-harapan baik untuk masa mendatang terutama untuk PSHT.

PSHT Ranting Ngoro melaksanakan kegiatan tersebut di Rayon Genukwatu, dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2024. Dengan rangkaian acara diawali dengan Istighosah bersama, Shalawat ISHARI, kemudian diakhiri dengan kegiatan ngangklang.

Bagi keluarga besar PSHT Ranting Ngoro beberapa kegiatan tersebut adalah hal yang perlu dilestarikan, runtutan kegiatan yang dilakukan yakni sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ngangklang dimulai pada pukul 00:00 dimana waktu yang tepat dalam keheningan malam untuk berdoa sebanyak-banyaknya. Hal ini sulit dilakukan karena peserta harus berdoa sambil berjalan, tentu saja konsentrasi fokus akan terpecah dengan kondisi-kondisi sekitar yang terus berubah dengan suasana yang berbeda yang terkadang akan mempengaruhi konsentrasi pula, namun dengan keikhlasan dan ketabahan dalam berdoa sambil berjalan adalah ikhtiar dalam menggapai Welas Asih. Asih Tuhan yang begitu luas.  Dalam proses perwujudan Memayu Hayununig Bawana, PSHT Ranting Ngoro dalam proses ngangklang adalah agar desa dimana dipijak mendapatkan keselamatan, keberkahan, dijauhkan dari balak.

Persiapan Nganklang Bersama

Pada rangkaian kegaitan terdapat Shalawat ISHARI yang akan dibahas lebih lanjut di halaman selanjutnya. klik di sini






Post a Comment for "Tolak Balak. PSHT Ranting Ngoro Lakukan Dengan Ini. 1 Suro 2024"